Indonesia merupakan negara yang mayoritas muslim, persentase penduduk Indonesia yang beragama Islam adalah 87,2%. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 277,53 juta jiwa pada 2023, maka jumlah penduduk Muslim di Indonesia mencapai 240,62 juta jiwa. Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar kedua di dunia setelah Pakistan. Dari segi denominasi, mayoritas umat Islam Indonesia adalah Muslim Sunni (98,8%), diikuti oleh Muslim Syiah (1%), dan Muslim Ahmadiyah (0,2%).
Karena alasan diatas, Indonesia memiliki jumlah populasi penduduk dengan mayoritas muslim terbesar kedua di dunia. Maka pendidikan-pendidikan di Indonesia biasanya sering berlandaskan IsIam. Salah satu pusat cara untuk mendidik dengan nilai keislaman adalah dengan pendidikan berbasis pesantren. Pendidikan di pondok pesantren merupakan pendidikan agama Islam yang berfokus pada akhlak dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa hal yang menjadi ciri khas pendidikan di pondok pesantren:
- Sistem asrama: Santri tinggal bersama di asrama dan belajar di bawah bimbingan kyai. Masjid sebagai pusat kegiatan: Masjid menjadi pusat kegiatan di pondok pesantren.
- Kajian kitab-kitab klasik: Santri mempelajari kitab-kitab klasik(kuno) sebagai pegangan.
- Prinsip menjaga diri dan keluarga: Santri diajarkan akidah yang benar, akhlak, dan fiqh untuk menjaga diri dan keluarga dari siksa neraka.
- Sistem pembelajaran: Terbagi menjadi sistem klasikal dan non klasikal.
6.Kurikulum: Terdiri dari mata pelajaran fiqih, hadits, qur’an, tauhid, sastra arab, tasawuf, dan tafsir.
Berdasarkan sarana dan prasarana yang dimiliki, pesantren dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipe, yaitu:
Pesantren tipe A, pesantren tradisional
Pesantren tipe B, pesantren yang memiliki sarana fisik seperti masjid, rumah kyai, dan asrama
Pesantren tipe C, pesantren salafi yang juga memiliki lembaga sekolah
Pesantren tipe D, pesantren modern yang terbuka untuk umum
Pesantren tipe E, pesantren yang tidak memiliki lembaga pendidikan formal, tetapi memberikan kesempatan kepada santri untuk belajar di luar pesantren.
Dari banyak tipe pesantren, penulis melihat banyak masalah yang ditimbulkan apabila seseorang akan belajar menuntut ilmu di pesantren. Kenapa? Latar belakang ekonomi dari seseorang sangat berpengaruh untuk anak mengenyam pendidikan di pondok pesantren. Apalagi pesantren tersebut pesantren Modern dengan biaya yang menurut hemat penulis lebih besar dari uang kuliah, tetapi hal tersebut sudah dianggap tabu oleh masyarakat.
Ada juga masalah yang ditimbulkan oleh pesantren yang termasuk ke dalam penulis menamai hal tersebut dengan pesantren tipe setengah modern dan juga setengah tradisional. Penulis melihat sendiri di tempat kelahiran penulis bahwa pondok pesantren tipe setengah modern dan setengag tradisional tersebut sekaan-akan menimbulkan polemik di tengah masyarakat. Karena untuk biaya masuk pertama saja berupa jutaan rupiah. Belum lagi untuk uang makan perbulan dan biaya lainnya. Penulis yang tidak penulis sukai adalah ijazah dari pesantren tersebut setara dengan ijazah paket C, belum memiliki ijazah yang setara dengan pesantren modern yang memiliki ijazah tersendiri,
Makanya penulis menyematkan apakah pendidikan di pesantren hanya bisa dinikmati oleh orang kaya saja? Hal ini yang menjadi polemik sebenarnya bagi penulis karena di daerah penulis sendiri banyak pondok pesantren yang bisa dikatakan sudah menjadi ladang bisnis untuk mencari pundi-pundi uang saja. Anak-anak yang kurang mampu tentu tidak dapat menikmati pendidikan di pondok pesantren tersebut karena keterbatasan biaya.
Tetapi pondok pesantren yang tersebar di daerah kelahiran penulis hampir sebanyak 50 pesantren, tetapi lebih dari setengah dari jumlah total keseluruhan pondok pesantren tersebut adalah pondok pesantren yang mengatakan dirinya tradisional tetapi ajaran didalamnya adalah ajaran modern, dengan banyak biaya yang dikeluarkan oleh wali santri yang ingin memasukkan anaknya kesana. Hal ini yang sebenarnya perlu diperbaiki oleh pemerintah karena pondok pesantren seperti ini perlu dijelaskan bagaimana langkah yang tepat untuk anak-anak generasi penerus kita apakah bisa menikmati pendidikan yang layak, tidak hanya pendidikan terpusat bagi orang kaya saja. Pondok Pesantren bukan ajang untuk mencari bisnis serta kehidupan di dunia tetapi dipertanggungjawabkan dengan Allah di akhirat nantinya. **