18.9 C
New York
Selasa, Juni 17, 2025

Buy now

spot_img

Ramadhan Segera Berakhir, Ketaqwaan Harusnya Secara Kaffah

Oleh : Asri Suharsi, S.Sos (Pemerhati Sosial)

Ramadhan janganlah berakhir karena kami merindukan bulan suci ini. 11 bulan lamanya kami menunggu Ramadhan dan tak terasa segera berlalu.

Waktu berjalan begitu cepat, kita telah di penghujung Ramadhan yakni di hari ke 27 Ramadhan. Dimana 10 malam terakhir adalah malam malam yang sangat dinantikan oleh Muslim yang beriman dan bertaqwa. Karena malam malam tersebut ada satu malam yakni malam dimana doa doa diangkat dan takdir satu tahun ke depan ditetapkan. Malam tersebut adalah malam Lailatul Qadar.

Sebagaimana sabda Rasulullah Salalllahu ‘alaihi wassalam :

“Barangsiapa yang menghidupkan Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari dan Muslim ) “.

Moment bulan Ramadhan adalah dimana seorang Muslim meraih pahala sebanyak banyaknya. Dengan melaksanakan perintah dan menjauhi segala larangan. serta mengharap ridho Allah Swt semata.

Namun, tidak semua Muslim di bulan Ramadhan melakukan ibadah tersebut dengan keimanan dan ketaqwaan, karena banyak kasus yang kemudian kita dapatkan atau dengarkan di media sosial bahwa mereka berpuasa tapi masih mengambil riba, mereka berpuasa tapi tidak sholat, mereka berpuasa tapi membuka aurat, mereka berpuasa tapi masih korupsi, mereka berpuasa tapi tidak mau diatur dengan hukum yang ada pada Al Qur’an dan hadits serta persoalan lainnya.

Ramadhan bukan hanya menahan lapar dan dahaga saja tapi merupakan bulan yang  suci, bulan yang dimana ketaqwaan kita pada Allah SWT harusnya secara totalitas (kaffah) yakni melaksanakan yang dihalalkan dan meninggalkan yang diharamkan.

Konsekuensi logis keimananan adalah menuntut seorang muslim untuk taat dan patuh pada aturan Allah Swt. Menerapkan aturan Allah SWT baik itu di kehidupan pribadi, masyarakat dan Negara. Bukan hanya saat momen Ramadhan. Melainkan, bulan bulan lainnya pun kita tetap menjaga ketaqwaan kita secara totalitas (Kaffah).

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dan para sahabat serta orang orang beriman terdahulu melaksanakan puasa di bulan Ramadhan dengan ketaqwaan yang totalitas (kaffah). Mereka berpuasa di tengah cuaca yang sangat panas, menahan lapar dan haus. Namun, di saat ada perintah berperang maka Rasulullah saw segera melaksanakannya tanpa ada penolakan atau perintah lainnya seperti meninggalkan yang diharamkan oleh Allah SWT. Maka Rasulullah SAW dan para sahabat serta kaum muslim lainnya yang beriman dan bertaqwa meninggalkan perkara haram dan melaksanakan yang telah dihalalkan oleh syariat Islam.

Seharusnya kita sebagai Muslim mencontoh perilaku Rasulullah SAW. Melaksanakan yang dihalalkan dan meninggalkan yang diharamkan.

Sebagai muslim yang beriman, tidak ada kata “tapi dan Tunggu” ketika Allah SWT dan Rasulnya memerintahkan untuk taat pada syariat islam.

Allah SWT perintahkan jangan dzolim. Maka, jangan dzolim baik itu kepada muslim atau non muslim serta kepada rakyat jelata. Ketika Allah SWT perintahkan berhukum kepada hukum Al Quran dan hadits. Maka, wajib hukumnya mengambil Al Quran dan hadits sebagai hukum yang akan memutuskan perkara mansuia di dunia ini.

Konsekuensi ketaatan kepada Allah SWT harusnya mencakup seluruh aspek kehidupan baik itu politik, ekonomi, sosial dan lainnya. Islam adalah agama yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengatur kehidupan individu, manusia dengan yang lainnya dan manusia dengan Pencipta yakni Allah SWT.

Hubungan manusia dengan dirinya tercakup dalam perkara akhlak, makanan dan pakaian. Hubungan manusia dengan sesamanya dalam perkara muamalah dan uqubat (sangsi). Hubungan manusia dengan Tuhanya yakni perkara aqidah dan ibadah.

Allah SWT memerintahkan kita untuk masuk ke dalam Islam secara menyeluruh atau totalitas (kaffah). Sebagaimana Firman Allah SWT: “ Hai orang orang yang beriman masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan. Dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh setan itu musuh yang nyata bagi kalian “(QS. Al-Baqarah {2}:208)”.

Sebagai seorang muslim, kita meyakini bahwa semua perintah dari Allah SWT merupakan kebaikan yang akan kita dapatkan baik di dunia maupun di akhirat kelak dan semua larangan Allah SWT merupakan pencegah agar kita tidak terjerumus kepada kemaksiatan yang akan mengantarkan kesengsaraan baik di dunia dan akhirat.

Allah SWT berfirman :

“Boleh jadi kalian membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kalian. Boleh jadi pula kalian menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kalian. Allah tahu, sedangkan kalian tidak tahu (QS. Al Baqarah {2};216)”.

Mari kita jadikan momentum Ramadhan kali ini yang sebentar lagi akan segera berakhir, dengan ketaqwaan yang totalitas (kaffah).

Jika di bulan Ramadhan kecintaan kita pada Allah sangatlah tinggi maka, kita seharusnya mengikuti semua perintah dan larangannya.

Kita semangat melakukan ibadah, mencari rezeki yang halal, tidak mendzalimi dan peduli kepada saudara muslim lainya yang merasakan penderitaan dan pembantaian pada saat momen Ramadhan.

Berharap dengan penerapan islam secara kaffah akan menghentikan genosida warga palestina. Ya, hanya dengan islam kaffahlah yang akan menjadikan kita pribadi pribadi yang terbaik dihadapan Allah SWT dan negeri negeri muslim yang terkungkung oleh ideologi kapitalis sekuler bisa segera lepas dari cengkraman.

Allah SWT berfirman: “orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhoan) Kami, benar-benar akan Kami tunjuki mereka jalan-jalan Kami. Sungguh Allah benar benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-Ankabut {29};69)”. *

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles