18.9 C
New York
Selasa, Juni 17, 2025

Buy now

spot_img

Ustadz Gazali Mengajak Jemaah Idul Fitri Tingkatkan Iman Kepada Allah SWT

AKTIVI.ID– Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu melalui Takmir Masjid Ulil Albab kembali melaksanakan Salat Id Idul Fitri, 1 Syawal 1446 H, bertepatan Hari Senin 31 Maret 2025.

Namun kali ini dilaksanakan di halaman parkir Masjid Uli Albab untuk Jemaah laki-laki, sementara Jemaah perempuan dipusatkan di dalam masjid. Berbeda pada tahun-tahun sebelumnya dipusatkan di halaman Rektorat Unismuh Palu. Hal tersebut dilakukan karena pelaksanaan Salat Idul Fitri tahun ini dilaksanakan secara bersamaan dengan pemerintah, sehingga jumlah Jemaah yang melaksanakan salat di Unismuh Palu berkurang dari tahun sebelumnya.

“Alhamdulillah, tahun ini kita bisa bersamaan pelaksanaannya dengan pemerintah, artinya masyarakat juga bisa memiliki banyak pilihan tempat melaksanakan salat idul fitri, jemaah salat idul fitri di Unismuh Palu jumlahnya berkurang, sehingga kita pindahkan lokasinya ke masjid dan halaman parkir masjid,”sebut salah seorang panitia, Kumaini.

Bertindak sebagai Imam kali ini adalah Ustadz Syahrul Mubarak, S. Pd saat ini menjabat sebagai Wakil Direktur MBS Palu, sementara sebagai Khotib Ustadz Gazali, S. Hi., MM dosen Fakultas Agama Islam Unismuh Palu.

Dalam khotbahnya,  Ustadz Gazali mengajak Jemaah salat Id Idul Fitri untuk meningkatkan iman kepada Allah SWT. Dimana Iman menurutnya berbeda dengan percaya.

Percaya itu membutuhkan logika sementara Iman tidak membutuhkan, karena Iman masuk dalam ranah hati. Percaya bersifat fisik dan iman bersifat meta fisik. Percaya adalah masalah intelektualitas semetara Iman adalah masalah spritualitas. Percaya dapat ditempuh dengan Ilmiah sementara Iman hanya melalui hidayah dan petunjuk dari Allah SWT.

Ia memberi contoh seperti pada abad ke 20, hampir semua manusia tidak percaya adanya hewan raksasa yang hidup pada zaman prasejarah atau disebut Dinosaurus. Kemudian Ilmuan melakukan riset, para arkeolog mencari data dan menemukan bukti dan dalil, tulang belulang dan lain sebagainya. Kemudian mereka kliam sebagai sisa peninggalan hewan raksasa tersebut. Sehingga sebagaina besar manusia percaya bahwa hewan raksasa itu benar adanya.

Sementara Iman tidak bisa dibuktikan melalui riset ilmiah apapun, karena ilmu pengetahuan atau sains itu sendiri hanya ciptaan manusia yang lahir berdasarkan batas kemampuan nalar manusia yang dimiliki.

Demikian juga sampai detik ini katanya, belum ada satu pun ilmuan yang bisa membuktikan bahwa setelah kematian ada kehidupan yang abadi. Hal yang sama belum ada juga yang bisa membuktikan jika ada Malikat yang mencatat setiap amal buruk dan baik manusia. Apa lagi pembuktian jika ada Surga yang disiapkan bagi orang beriman dan beramal saleh serta Neraka  bagi yang ingkar.

Namun sebagai orang beriman akan selalu percaya dan yakin bahwa hal tersebut benar adanya, dan tidak membutuhkan pembuktian ilmiah untuk mengimani, karena implementasi iman itu di luar logika manusia, jauh dari sains dan tidak dibatasi nalar dan logika. Iman hanya sebuah pengakuan, aktualitas dan tindakan. Lebih jauh lagi Iman adalah ketaatan dan kepatuhan apa-apa yang datangnya dari Rasulullah tanpa mempertanyakannya dan kemudian melaksanakannya.

“Iman itu ketika Rasulullah memerintahkan salat lima waktu dan kita tidak perna meninggalkannya, Iman itu ketika Rasulullah memerintahkan berzakat, kemudian kita ikhlas mengeluarkan sebagian harta kita, Iman itu ketika Rasulullah memperintahkan berqurban, kita tidak mempertimbangkan banyak hal namun langsung melaksanakannya. Karena iman tidaklah sebatas percaya dan yakin tapi taat dan patuh,”sebut Gazali.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles