18.9 C
New York
Selasa, Juni 17, 2025

Buy now

spot_img

Ri Kapamulana, Novel Tentang Anak Rantau Asal Palu Diluncurkan

AKTIVI.ID– Ri Kapamulana, novel karya Imanuddin Fadhlurrahman secara resmi telah hadir mewarnai dunia sastra Indonesia, diluncurkan di Universitas Alkhairaat (Unisa) Palu, Sabtu (24/5/2025).

Peluncuran itu turut dihadiri Rektor Unisa Palu, Dr. Muhammad Yasin, M.P, Ketua Senat Unisa Palu, Prof. Dr. Kasman Jaya Saad, M.Si, dan Dekan Fakultas Sastra Unisa Palu, Syamsuddin, S.S, M.Si,. Serta  Dr. Muhammad Nur Sangaji selaku pemateri.

Dalam sambutannya, Dr. Muhammad Yasin menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Imanuddin atas kontribusinya dalam memperkaya khasanah literatur Indonesia, khususnya yang berakar dari kearifan lokal masyarakat Kaili. Ia menyebut novel ini sebagai karya yang tidak hanya memiliki nilai sastra tinggi, tetapi juga menyimpan kekuatan kultural dan emosional yang mendalam.

Novel Ri Kapamulana mengangkat kisah seorang anak rantau asal Kota Palu yang meniti kesuksesan sebagai dosen di Jakarta. Dilema antara memilih untuk pulang mengabdi kepada orang tua atau tetap mengejar karier di tanah rantau menjadi konflik utama yang dihadirkan penulis. Pergulatan batin tokoh utama ini disandingkan dengan dinamika percintaan antara Gala dan Kirana, dua karakter yang membentuk warna emosional dalam cerita.

Tokoh lain seperti Aran, Rara, dan Mak Emma menjadi simbol dari berbagai aspek sosial masyarakat Kaili. Aran merepresentasikan anak muda yang sering lupa akar setelah berhasil di perantauan. Rara digambarkan sebagai wanita shalihah yang penuh keteguhan dalam mendampingi suami. Sedangkan Mak Emma, sebagai sosok ibu yang kuat dan penuh kasih, dinilai sangat mencerminkan karakter perempuan Kaili.

Hal menarik lainnya adalah penulis banyak menggunakan diksi yang digunakan dalam percakapan sehari-hari di Kota Palu, dengan alasan mengenalkan lokalitas, yang selama ini kurang tereksplorasi dalam karya sastra arus utama yang cenderung menggunakan bahasa Jakarta.

Kisah yang diangkat dalam novel ini juga sangat erat kaitannya dengan sebuah peristiwa yang maha dasyat yang sulit dilupakan oleh masyarakat lembah Palu, yakni peristiwa 28 September 2018, gempa bumi yang disusul tsunami, dan likufaksi yang meluluhlantakan hampir semua kehidupan di Kota Palu, Sigi dan sebagian Kabupaten Donggala.

Menurut penulis, mengambil judul “Ri Kapamulana” ini erat kaitannya dengan kalimat lokalitas Kaili yang artinya Asal Muasal. “Judul Ri Kapamulana sendiri berasal dari bahasa Kaili, yang berarti ‘asal muasal’. Pesan yang ingin saya sampaikan adalah bahwa sejauh apa pun kita pergi, pada akhirnya kita akan kembali ke tempat asal, baik secara lahiriah maupun spiritual. Semua berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada-Nya,” ungkap Imanuddin.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa novel ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti “pulang” dalam berbagai dimensi pulang ke rumah, pulang ke keluarga, pulang ke jati diri, dan pulang secara spiritual.

Dr. Muhammad Nur Sangaji memberikan apresiasi tinggi atas kehadiran novel ini. Ia menyebut Ri Kapamulana sebagai karya yang layak dibaca oleh para remaja dan mahasiswa karena mengajarkan nilai-nilai keikhlasan dan tanggung jawab sosial. Memuat fenomena yang membawa suasana hati untuk terus membaca karena menceritakan tentang Kirana, perempuan hebat yang menemukan cintanya. Hal yang sama pada Gala si laki-laki yang luar biasa.

“Saya berharap ada kelanjutan dari kisah ini dalam jilid dua, karena peristiwa 28 September 2018 yang menjadi latar dalam novel ini menyimpan banyak cerita yang belum terungkap. Tidak banyak penulis yang mengangkat Kota Palu dan tragedi tersebut dalam karya sastra. Ini menjadi kekuatan utama novel ini,” ungkap Nur Sangaji.

Sementara itu, Dekan Fakultas Sastra Unisa Palu, Syamsuddin, mengungkapkan rasa bangga terhadap Imanuddin yang berhasil menelurkan karya sastra yang kuat, meskipun bukan berlatar belakang pendidikan sastra.

“Ini bukan karya pertama beliau, tetapi merupakan novel pertamanya. Total, beliau telah menulis enam buku. Dan Ri Kapamulana menjadi yang paling menyentuh karena mengangkat tema pulang, yang tidak hanya dimaknai secara fisik, tetapi juga spiritual, emosional, dan budaya,” ujar Syamsuddin.

Menurutnya, novel ini bukan hanya menghadirkan hiburan, tetapi juga menyampaikan pesan moral yang kuat tentang pentingnya menjaga hubungan dengan keluarga, mengenal asal-usul, dan tidak melupakan sejarah serta tragedi yang pernah menimpa tanah kelahiran.

Pasca diluncurkan, kini Novel tersebut dapat ditemukan di toko-toko buku terdekat, diantaranya Gramedia di seluruh Indonesia.*

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles