AKTIVI.ID— Rektor Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu, Prof. Dr. H. Rajindra, SE., MM, secara resmi melepas 12 mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata Muhammadiyah Aisyiyah (KKN Mas) Tahun 2025 yang akan melaksanakan pengabdian masyarakat di Kabupaten Siak, Provinsi Riau.
Kegiatan pelepasan tersebut dilaksanakan di Gedung Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unismuh Palu, Senin (28/7/2025). Ke-12 mahasiswa itu akan mengikuti program KKN Mas selama kurang lebih dua bulan, mulai 29 Juli hingga akhir September 2025, bersama mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) se-Indonesia.
KKN Mas merupakan program nasional yang digagas oleh Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Tahun ini, kegiatan tersebut mengusung tema “KKN Mahasiswa PTMA dalam Rangka Penguatan Ketahanan Nasional dan Kesejahteraan Berbasis Komunitas di Provinsi Riau”.
Dari 12 peserta yang diberangkatkan oleh Unismuh Palu, 10 orang berasal dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), 1 orang dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta 1 orang dari Fakultas Hukum.
Dalam sambutannya, Prof. Rajindra menyampaikan bahwa keikutsertaan mahasiswa dalam KKN Mas bukan hanya sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, tetapi juga sebagai sarana pembelajaran lintas budaya dan penguatan karakter kader Muhammadiyah.
“Ananda sekalian adalah duta kampus dan duta daerah. Jaga nama baik Unismuh Palu dan Sulawesi Tengah. Sikap dan perilaku kalian harus mencerminkan nilai-nilai luhur yang menjunjung tinggi toleransi dan keberagaman,” pesan Prof. Rajindra.
Ia mengingatkan bahwa para mahasiswa akan berinteraksi dengan masyarakat dari latar belakang budaya, bahasa, dan suku yang beragam, seperti Jawa, Papua, Bali, dan lainnya. Oleh karena itu, kemampuan beradaptasi, keterbukaan, serta semangat kolaboratif menjadi kunci keberhasilan dalam menjalankan tugas di lokasi KKN.
Lebih lanjut, Prof. Rajindra menekankan pentingnya membawa serta nilai-nilai keislaman dan kemuhammadiyahan dalam setiap aktivitas selama pengabdian. “Jangan pernah lepas dari identitas sebagai kader Muhammadiyah. Tunjukkan bahwa kader Muhammadiyah mampu hadir dan memberi solusi di tengah masyarakat dengan pendekatan yang humanis dan santun,” tegasnya.
Ia juga berharap mahasiswa mampu menggali potensi lokal, mendukung program pemberdayaan masyarakat berbasis komunitas, serta menjalin kemitraan strategis dengan berbagai elemen lokal di lokasi KKN.*