17.4 C
New York
Senin, Oktober 6, 2025

Buy now

spot_img

PII Sulteng Kecam Kasus Keracunan Massal Program Makanan Bergizi Gratis

AKTIVI.ID– Maraknya kasus keracunan massal akibat program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Sulawesi Tengah mendapat sorotan tajam dari Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PII) Sulawesi Tengah. Ketua PW PII Sulteng, Opick Delian Alindra, mengecam keras peristiwa tersebut dan meminta seluruh pihak yang terlibat tidak lalai dalam mengawal program nasional yang menyasar para pelajar itu.

Diketahui, ratusan pelajar mulai dari tingkat SD hingga SMA di Kabupaten Banggai Kepulauan diduga mengalami keracunan massal usai mengonsumsi makanan bergizi gratis. Data dari Polres Banggai Kepulauan menyebutkan lebih dari 250 siswa terdampak. Kasus serupa juga terjadi di Kota Palu pada Agustus 2025 lalu, dengan 23 siswa harus dirujuk ke rumah sakit setelah menyantap makanan dari program MBG.

Opick, pemuda asal Donggala itu, menuturkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Kepala Kantor Pelayanan Pemenuhan Gizi (KPPG) Palu wilayah Sulteng dan Sulbar, Yudhi Riandy, SSTP, MAP. Dari hasil koordinasi tersebut, ditemukan beberapa penyebab yang memicu kasus keracunan, di antaranya survei biodata siswa yang tidak maksimal, khususnya terkait riwayat penyakit, serta pergantian mendadak pemasok bahan pokok oleh mitra tanpa koordinasi dengan pihak penyelenggara program, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

“Prosedur yang tidak ketat dari pihak SPPG, terutama dalam memilih mitra suplier, sangat berisiko. Kami menilai ada kecenderungan program ini hanya dilihat sebagai proyek yang subur mencari uang tanpa menjamin keamanan dan keselamatan peserta didik,” tegas Opick saat dimintai keterangan awak media, Sabtu (20/9/2025).

Ia menambahkan, PII Sulteng mengecam keras kasus yang sudah menimbulkan banyak korban, terutama para pelajar yang seharusnya mendapat jaminan hak belajar dan keamanan di sekolah. “Jangan hanya fokus pada proyek, sementara keselamatan siswa diabaikan,” ujarnya.

Sebagai Pemuda Pelopor Desa Nasional, Opick juga memberi peringatan keras agar tenaga ahli gizi benar-benar dilibatkan dalam pengawasan bahan makanan. “Ahli gizi harus diberi peran penuh karena ini soal nyawa manusia,” katanya.

Menurutnya, program MBG merupakan program prioritas Presiden sehingga semua pihak, baik SPPG, mitra usaha, maupun tenaga ahli gizi, harus menjalankan tugas dengan dedikasi dan kehati-hatian. “Nyawa manusia jauh lebih utama dibanding urusan proyek. Kita tidak ingin karena rasa haus terhadap keuntungan, membuat kita lalai memberi rasa aman kepada pelajar di Sulteng,” tutupnya.*

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles