16.6 C
New York
Minggu, Agustus 10, 2025

Buy now

spot_img

Mahasiswa : Negara Merdeka Sebatas Status di Atas Kertas

AKTIVI.ID Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80, sejumlah mahasiswa di Kota Palu, Sulawesi Tengah menyampaikan pandangan kritis mengenai arti kemerdekaan yang sesungguhnya. Bagi mereka, kemerdekaan Indonesia saat ini masih sebatas status, belum sepenuhnya dirasakan oleh seluruh rakyat.

Seorang mahasiswa bernama Hartika berpendapat, bahwa kemerdekaan sejati adalah ketika setiap warga negara terbebas dari kemiskinan, ketidakadilan, dan diskriminasi.

“Bukan cuma pemerintah yang senang, tapi rakyat juga harus senang,” ujarnya.

Ia menilai saat ini hanya negara yang merdeka, sementara rakyat masih menghadapi masalah hukum, pendidikan, dan ekonomi.

Mahasiswa bernama Jannah menyampaikan pendapat serupa, merasa belum merdeka karena kesulitan mengakses beasiswa, meskipun ia merasa layak. Ia juga mengkritik kebijakan pemerintah yang dianggapnya mengancam privasi, seperti pemantauan rekening pribadi dan penyalahgunaan data warga.

Sementara itu, Lilik menilai kemerdekaan Indonesia baru sebatas status di atas kertas. Menurutnya, realita menunjukkan masih banyak rakyat kelaparan, sekolah yang terbengkalai, dan koruptor yang bebas menikmati hasil kejahatan. “Keadilan hukum sering kali hanya bisa dibeli dengan uang,” ujarnya.

Lita Darhin menambahkan, kemerdekaan saat ini lebih banyak dirasakan oleh orang yang memiliki uang atau kuasa. Ia menyoroti praktik aparat yang baru bertindak setelah suatu masalah viral atau setelah menerima imbalan.

“Kalau tidak ada uang, sering disepelekan. Bahkan jika punya masalah, kadang harus membayar oknum dulu atau membuatnya viral baru ditindaklanjuti,” katanya.

Sementara ada juga mahasiswa bernama Muhammad Faried mengatakan bahwa kemerdekaan yang sering rayakan hanyalah simbol dan seremonial belaka. Secara politik mungkin sudah lepas dari penjajahan bangsa asing, tapi rakyat masih terjajah oleh kemiskinan, korupsi, dan ketidakadilan hukum. Hak untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan, dan kehidupan yang layak masih jauh dari merata.

“Kalau rakyat masih harus berjuang mati-matian untuk sekadar bertahan hidup, maka kata merdeka hanyalah omong kosong yang diulang setiap tahun tanpa makna nyata,”ujarnya.

Mereka sepakat bahwa peringatan Hari Kemerdekaan seharusnya menjadi momen evaluasi besar bagi pemerintah. Kemerdekaan sejati, menurut mereka, adalah ketika rakyat terbebas dari kemiskinan, ketidakadilan, diskriminasi, dan merasakan perlindungan hukum yang adil tanpa pandang bulu.*

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles