AKTIVI.ID– Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu, Hardi, mengingatkan kepada para tenaga pendidikan SD Alfahmi Palu, mulai tahun ajaran 2025/2026 seluruh satuan pendidikan di Indonesia akan menerapkan pembelajaran mendalam atau deep learning.
Untuk itu guru tidak boleh lagi sekadar menjadi penyampai informasi secara konvensional. Sebaliknya, guru harus menjadi fasilitator pembelajaran yang mampu membangkitkan rasa ingin tahu dan kemampuan berpikir kritis siswa.
“Gunakan metode yang menarik dan tepat sasaran, jangan lagi pakai cara-cara lama yang monoton dan tidak kontekstual. Guru harus membawa perubahan pada diri anak didik, bukan sekadar menyelesaikan target materi,” ujarnya saat memberikan pengarahan, Senin (23/6/2025).
Ia menambahkan, contoh-contoh yang digunakan dalam proses belajar harus bersifat nyata dan relevan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. “Bukan hayalan, bukan pula sesuatu yang sulit dijangkau. Guru harus membumikan pelajaran agar siswa dapat memahami dan meresapi ilmu dengan utuh,” tegasnya.
Lebih jauh, Hardi juga mengingatkan kembali peran strategis guru sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Dalam regulasi tersebut, dijelaskan bahwa setiap guru wajib memiliki dan menguasai empat kompetensi dasar, yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
“Kalau guru tidak memahami keempat kompetensi itu, bagaimana mau menciptakan pembelajaran yang berkualitas? Guru harus terus belajar dan meningkatkan diri,” katanya.
Menurut Hardi, pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning) harus menjadi arah baru pendidikan di Kota Palu. Guru tidak lagi boleh mendominasi ruang kelas, tetapi harus memberi ruang bagi siswa untuk aktif, bertanya, bereksplorasi, dan mengekspresikan diri.
“Era sekarang bukan lagi soal siapa yang paling banyak bicara di kelas, tapi siapa yang bisa membuat anak-anak menjadi pembelajar sejati. Itu esensi dari deep learning,” tutupnya.