AKTIVI.ID-Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusaka) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) membutuhkan perbaikan sarana dan prasarana (Sapras) mulai dari meja, kursi, rak buku, komputer, pendingin ruangan (AC), lantai, interior, taman, hingga fasilitas toilet.
Perbaikan ini dinilai sangat penting demi peningkatan kualitas layanan kepada masyarakat. Pasalnya, sudah banyak keluhan yang diterima instansi ini terkait sarana prasarananya, namun apa daya dari dua kali pengajuan ke Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah belum ada tanggapan sama sekali.
Saat ini, kondisi meja, kursi, dan rak buku tidak lagi representatif sebagai sebuah perpustakaan modern. Sebagian besar masih berbahan kayu, banyak yang sudah usang, bahkan ada yang diperbaiki dengan lakban. Sebagian besar perabotan tersebut merupakan pengadaan puluhan tahun lalu.
Di sejumlah ruangan, lantai sudah mulai terangkat dan mengeluarkan bunyi saat diinjak. Ruang baca juga terlihat redup karena pencahayaan minim, sementara interior ruangan hanya dinding beton dengan cat kusam termakan usia. Pendingin ruangan pun tidak berfungsi maksimal, membuat pengunjung merasa gerah jika berlama-lama membaca.
Koleksi buku di rak juga sebagian besar sudah lama dan membutuhkan terbitan lebih kontemporer agar menarik minat baca masyarakat. Sementara itu, kondisi toilet lebih memprihatinkan. Ada pintu yang rusak atau digembok karena tidak berfungsi, air yang tersumbat, hingga aroma tidak sedap yang mengganggu. Bahkan ada toilet yang pintunya sudah lepas dan diletakkan di dalam ruangan.
Jika dibandingkan dengan amanat Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, kondisi Dispusaka Sulteng saat ini masih jauh dari ideal. Karena dalam UU tersebut secara jelas menyatakan bahwa perpustakaan memiliki fungsi rekreasi sebagai salah satu tujuan utamanya.
Fungsi ini bertujuan menjadikan perpustakaan tempat yang menarik dan nyaman bagi masyarakat, bukan hanya sebagai pusat informasi, melainkan juga untuk hiburan, relaksasi, dan pengembangan diri melalui berbagai koleksi dan fasilitas yang tersedia.
Namun, sejak memasuki halaman kantor yang beralamat di Jalan Banteng No. 6 Palu itu, suasana sudah terlihat gersang tanpa taman, jauh dari kata tempat rekreasi. Begitu pula di dalam gedung, fasilitas yang tersedia masih sangat minim.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tengah Muh. Idham Khalid, S.Sos., M.A.P saat ditemui mengatakan sebenarnya sebagai pelayan masyarakat dan pembantu Gubernur Sulteng sudah sering menerima keluhan masyarakat, tapi apa daya dari dua kali mengajukan perbaikan Sapras ke Gubernur Sulteng sebelumnya hingga pergantian gubernur belum ada tanggapan.
“Kita sudah perna ajukan, bahkan itu dua kali, tapi hingga saat ini belum ada tanggapan, mungkin tidak ada anggaran untuk itu,”ujarnya, Kamis (11/9/2025).
Ia hanya bisa berharap, dibawah Gubernur dan Wakil Gubernur Sulteng saat ini Anwar dan Reny yang mengusung program “Berani Cerdas” memberikan perhatian besar kepada Perpustakaan Sulteng, karena salah satu indikator cerdas adalah meningkatnya daya baca masyarakat.
“Untuk meningkatkan daya baca masyarakat memerlukan upaya multi sektor melalui penyediaan fasilitas yang nyaman dan beragam, itulah yang kami harapkan dari bapak gubernur dan ibu wakil gubernur kita saat ini,”harapnya.
Jikapun katanya, anggaran sangat terbatas minimal dalam satu tahun itu ada progres perbaikan sapras yang bisa dilakukan, demi peningkatan pelayanan dan kenyamanan pengunjung agar daya baca masyarakat dapat meningkat.
“Sebagai Umat Islam membaca adalah hal yang wajib, bahkan itu perintah Tuhan, ayat yang pertama turun itu adalah perintah membaca, ini adalah perkara wajib yang semestinya mendapatkan perhatian besar oleh pemerintah,”sebutnya.*