AKTIVI.ID-Hartono, seorang pemulung yang setiap hari mengais rezeki di wilayah Kecamatan Palu Barat, mengaku telah merasakan makna kemerdekaan berkat adanya perhatian dan bantuan dari pemerintah. Namun, ia tidak menampik bahwa kondisi ekonominya masih jauh dari kata cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Pria paruh baya itu menuturkan, sejak beberapa waktu terakhir dirinya kerap menerima bantuan sosial dari pemerintah setempat, terutama menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. Bantuan tersebut, meski tidak besar, sangat berarti baginya untuk menutupi sebagian kebutuhan hidup.
“Sudah, karena sudah ada bantuan dari pemerintah kecamatan,” ujarnya dengan nada syukur saat ditemui di kawasan tempatnya biasa bekerja, Senin (11/8/2025).
Hartono menilai perhatian pemerintah di momen perayaan kemerdekaan merupakan bukti bahwa negara hadir dan peduli terhadap rakyat kecil. “Alhamdulillah, Pak Presiden sungguh memperhatikan 17-an ini,” katanya sambil tersenyum, meskipun gurat lelah tampak jelas di wajahnya akibat bekerja sejak pagi mengumpulkan barang bekas.
Meski begitu, ia mengakui bahwa perjuangan hidupnya masih berat. Pendapatannya dari mengumpulkan plastik, kardus, dan besi tua sering kali tidak mencukupi untuk membeli kebutuhan pokok, membayar sewa rumah, maupun biaya sekolah anak. “Saya sudah merasa merdeka, tapi memang masih belum cukup dari segi ekonomi,” tuturnya lirih.
Kondisi Hartono menjadi potret nyata kehidupan sebagian masyarakat Indonesia yang secara formal telah merdeka selama 80 tahun, tetapi secara ekonomi masih berada dalam keterbatasan. Bagi mereka, kemerdekaan sejati belum sepenuhnya dirasakan apabila perut masih sering lapar dan masa depan anak-anak belum terjamin.
Ia berharap perhatian pemerintah tidak hanya hadir pada momen-momen seremonial seperti perayaan kemerdekaan, tetapi terus berlanjut dengan program nyata yang mampu mendorong peningkatan kesejahteraan.*
