AKTIVI.ID– Rangkaian kegiatan Festival Literasi Sulawesi Tengah Tahun 2025 resmi berakhir dan ditutup pada Sabtu (8/11/2025). Kegiatan yang telah berlangsung tiga hari itu ditandai dengan penyerahan hadiah kepada para pemenang berbagai lomba, sekaligus pengumuman stand terbaik yang tahun ini diraih oleh Kabupaten Morowali, berhak membawa pulang Piala Bergilir Gubernur Sulawesi Tengah.
Dalam penutupan yang berlangsung di halaman Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusaka) Provinsi Sulawesi Tengah, tampak suasana penuh kegembiraan dari para peserta, pelajar, komunitas literasi, hingga masyarakat umum yang turut hadir menyaksikan momen penyerahan penghargaan.
Beragam kategori lomba yang digelar dalam festival ini meliputi lomba mewarnai tingkat TK/PAUD, lomba penulisan cerpen tingkat SMA/SMK/MA, lomba menyanyi, lomba ranking satu, serta penghargaan bagi 10 besar peserta terbaik hasil bimbingan teknis (bimtek) penulisan.
Namun yang paling dinanti adalah pengumuman stand terbaik, dan tahun ini Kabupaten Morowali sukses merebut predikat tersebut melalui tampilan pameran literasi yang kreatif, informatif, inspiratif, pemanfaatan ruang, aspek kerapian, penataan dan kesesuaian dengan tema.
Plt. Kepala Dispusaka Provinsi Sulawesi Tengah, Muh. Idham Khalid, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Festival Literasi Sulawesi Tengah merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan sebagai wadah ekspresi, kreativitas, serta peningkatan budaya literasi masyarakat di seluruh kabupaten dan kota.
“Festival ini menjadi momentum penting dalam menggerakkan budaya membaca dan menulis di tengah masyarakat. Tema tahun ini, ‘Membudayakan Literasi Menuju Berani Cerdas untuk Sulawesi Tengah Nambaso’, dengan tagline ‘Perpustakaan Hadir Demi Martabat Bangsa’, mengandung pesan moral untuk terus membangun masyarakat yang cerdas, kreatif, inovatif, dan berkarakter,” ujar Idham.
Lebih lanjut, Idham menegaskan bahwa melalui kegiatan ini, Dispusaka Sulteng ingin memberikan ruang apresiasi bagi para pelaku literasi, penulis, penggiat Taman Bacaan Masyarakat (TBM), siswa, mahasiswa, dan komunitas literasi di seluruh wilayah Sulawesi Tengah.
“Festival ini juga bagian dari upaya mendukung program pemerintah daerah dalam mewujudkan masyarakat berani cerdas serta meningkatkan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) dan Tingkat Kegemaran Membaca (TKM),” tambahnya.
Festival Literasi 2025 juga dirangkaikan dengan pameran literasi dan arsip, yang menampilkan berbagai inovasi dari perpustakaan daerah, perpustakaan sekolah, TBM, serta karya literasi masyarakat dari seluruh penjuru Sulawesi Tengah.
Sebanyak 13 kabupaten/kota turut berpartisipasi dalam kegiatan ini, dengan total peserta mencapai lebih dari 800 orang. Beragam kegiatan terselenggara selama festival, antara lain Lomba mewarnai bagi 100 anak PAUD dan TK, Lomba menulis cerpen tingkat SMA/SMK/MA, Lomba menyanyi, Lomba ranking satu, Bedah buku dan senam bersama, Bimbingan teknis kepenulisan berbasis kearifan lokal, serta Pameran perpustakaan dan arsip daerah.
Rangkaian kegiatan ini juga menjadi ajang untuk meningkatkan kolaborasi antara Dinas Perpustakaan, TBM, komunitas literasi, dan Bunda Literasi di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Melalui forum diskusi literasi, kegiatan ini turut menghasilkan sejumlah rekomendasi kebijakan literasi daerah sebagai tindak lanjut program penguatan literasi di Sulawesi Tengah.
Meski sempat menghadapi sejumlah kendala teknis seperti cuaca dan keterbatasan sarana pameran, pelaksanaan Festival Literasi 2025 berjalan lancar dan sukses. Antusiasme peserta dinilai sangat tinggi, terlihat dari semangat peserta lomba maupun pengunjung pameran setiap harinya.
Idham Khalid, menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung pelaksanaan festival, baik dari Perpustakaan Nasional RI, pemerintah daerah, lembaga pendidikan, komunitas literasi, sponsorship, maupun masyarakat luas yang berpartisipasi dengan semangat “Berani Cerdas”.
“Mengingat kembali ayat Iqra’ yang dibacakan oleh Bapak Gubernur saat pembukaan, menjadi oase di tengah padang pasir. Sebuah pengingat bahwa kita tidak boleh berhenti, melainkan terus bergerak dan berkegiatan demi kemajuan literasi di Sulawesi Tengah,” ujarnya.*



