AKTIVI.ID-Kepala Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tengah, Rony Hartawan mendorong Alkhairaat menjadi pelopor ekonomi syariah tidak hanya berskala Nasional tapi berskala global.
“Festival Raudhah dinilai penting sebagai sarana kolaborasi, inovasi, dan silaturahmi untuk mengembangkan potensi ekonomi syariah,” kata KPw BI Sulteng, Rony Hartawan saat memberikan sambutan Pembukaan Festival Raudhah di Jalan Sis AljufriKota Palu,Rabu (9/4/2025) malam.
Rony mengatakan, di Sulteng diketahui, terdapat 123 pesantren lebih dari 12.500 santri dan santriwati yang diyakini mampu menjadi motor penggerak ekonomi syariah kedepan. Bank Indonesia sendiri telah bekerja sama dengan pesantren-pesantren ini melalui pembentukan Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (HEBITREN) telah menghasilkan berbagai pencapaian, termasuk ekspor dan pembangunan kapal laut, dan ekonomi tersebut bisa tumbuh dengan di pelopori Alkhairaat.
“Semoga Alkhairaat bisa menjadi pelopor untuk dibangun ekonomi syariah yang tidak berskala Nasional,tapi berskala global,” kata Rony.
Rony mengatakan, bahwa potensi ekonomi syariah sangat besar secara global, dengan perputaran uang mencapai Rp32.000 triliun. Sektor-sektor unggulan seperti makanan halal, media, rekreasi, fesyen muslim, kosmetik, hingga pariwisata ramah muslim menjadi penggerak utama.
Namun, kata Rony data menunjukkan bahwa negara-negara non-muslim justru mendominasi industri halal global. China tercatat sebagai eksportir baju muslim terbesar, pusat keuangan syariah berada di London, pemasok daging halal terbesar berasal dari Brazil dan Australia, sementara destinasi pariwisata halal unggulan justru ada di Korea dan Jepang. Bahkan, dapur halal dunia kini dikenal berada di Thailand. *
