AKTIVI.ID-Wacana Pemerintah Kota Palu menerapkan sistem pembelajaran Hybrid, yaitu metode pembelajaran yang menggabungkan antara pembelajaran daring dan pembelajaran tatap muka dipastikan saat ini belum dapat dilaksanakan.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu, Hardi. Menurutnya wacana ini belum dapat direalisasikan untuk sekarang karena beberapa pertimbangan dan hambatan yang mungkin bisa terjadi.
“Saat ini sekolah masih mendata sarana prasarana peserta didik, ada yang siap dan telah disosialisasi ke orang tua siswa, namun masih dalam tahap uji coba,” ucap Hardi dikutip dari Klikpendidikan.id, Ahad (23/3/2025).
Atas kondisi tersebut kata Kadis, wacana ini belum dapat dilaksanakan karena mempertimbangkan kendala yang akan dihadapi nantinya. “Kendala yang dihadapi antara lain adalah SDM Guru, kemudian sarana prasarana yang mendukung baik perangkat lunak handphone dan jaringan, juga peran orang tua,” ujarnya
Begitu juga dengan peserta didiknya, membutuhkan ketersediaan perangkat lunak yang memadai dan jaringan internet yang cepat serta stabil.
Namun, sudah menjadi rahasia umum bahwa setiap siswa punya perbedaan kapasitas jaringan serta perangkat. Maka ditakutkan nantinya peserta didik tidak akan maksimal dalam memahami materi yang diberikan.
“Fokus kita saat ini bagaimana penggunaan sarana prasarana terutama sarana prasana sekolah dan kesiapan guru,” ujar Hardi.
“Terkait metode pembelajaran hybrid, saat ini kami masih menyusun langkah-langkah strategis untuk menghadapi hambatan-hambatan yang akan terjadi kedepannya,” tutupnya.
Sebagaimana diketahui, wacana ini berkaitan dengan kebijakan Work from Anywhere (WFA) yang diterapkan pemerintah pusat mulai 24 Maret 2025. Nantinya pegawai akan bekerja dari kantor (Work from Office/WFO) selama tiga hari dalam seminggu, sementara dua hari lainnya menjalankan tugas secara WFA. *
