AKTIVI.ID-Lini Media Sosial diramaikan video berdurasi 0:19 detik, tampak di dalam video itu seorang pria memakai Baju Kemeja putih dilengkapi atribut logo tampak seperti seorang pejabat pemerintahan daerah, dikelilingi sejumlah orang seperti pegawai pemerintan.
Dalam video itu, sang pria tersebut menuduh seakan-akan orang Islam yang lagi berpuasa penyebab terjadinya inflasi. Karena Ummat Islam di siang hari tidak makan, namun di saat malam hari banyak makan. Bukan hanya itu sebut pria itu, Orang Islam juga mengaku tidak memiliki uang, namun memiliki banyak baju baru, hal itu menyebabkan inflasi.
Berikut kutipan isi vidia itu “Gubernur Maluku memberikan perhatian serius di bulan puasa, jadi orang Islam ini siang bentar makan, tapi malam makan banyak, uang trada tapi baju baru banyak, keadaan seperti ini bisa menimbulkan inflasi to”.
Pria dalam video itu diduga kuat adalah Wakil Gubernur Maluku, Abdullah Vanath.
Akademisi Unismuh Palu, Dr. Muhamad Rizal Masdul mengecam oknum pejabat tersebut, dan menganggap pernyataan yang disampaikan di dalam video itu adalah pernyataan sesat. Karena menuduh Ummat Islam yang berpuasa menjadi penyebab inflasi.
“Jangan menuduh ummat yang tengah menjalankan ibadah puasa sebagai penyebab inflasi, apa lagi yang melakukan ini adalah pejabat, sebaiknya sebagai seorang pejabat dan pemimpin sibukan diri mengatasi masalah, bukan malah mengkambing hitamkan orang yang lagi beribadah,”sebut Rizal, Kamis (20/3/2025).
Rizal menyarankan oknum pejabat itu belajar dalam berkomunikasi, agar pernyataan yang disampaikan tidak menimbulkan masalah di masyarakat, apa lagi dengan adanya media sosial penyebaran informasi baik dalam bentuk tertulis maupun dalam bentuk video sangat mudah tersebar dan dapat menimbulkan keresahan di masyarakat.
“Tentu pernyataan seperti ini meresahkan, dan bahkan mungkin saja ada yang merasa tersakiti, olehnya pejabat harus belajar dalam mengeluarkan pernyataan, jangan sembarangan seperti itu,”sebut Dekan FAI Unismuh Palu ini.
Rizal juga meminta kepada oknum pejabat itu agar meminta maaf secara terbuka dan menjelaskan maksud dan tujuan pernyataan itu kepada ummat Islam.*