AKTIVI.ID-Umat Islam menjalankan ibadah puasa wajib selama sebulan penuh saat Ramadhan. Puasa yang berlangsung sejak terbit fajar di pagi hari sampai terbenamnya matahari pada sore hari dilakukan dengan menahan makan, minum, hingga hawa nafsu.
Selain Islam, ternyata sejumlah agama di dunia juga melaksanakan puasa. Praktik puasa masing-masing agama punya tujuan dan cara pelaksanaan tersendiri. Berikut lima agama tersebut dikutip dari Detik.
Agama dengan Tradisi Puasa Selain Islam
Sejumlah agama selain Islam seperti Yahudi, Kristen, hingga Buddha punya tradisi puasa dengan tujuan dan cara tersendiri. Mengutip situs UIN Raden Intan Lampung, berikut penjelasan praktik puasanya:
- Yahudi
Dalam agama Yahudi, puasa dikenal dengan sebutan Ta’anit. Praktiknya dilakukan pada hari besar yaitu Yom Kippur dan Tisha B’av, serta di hari kecil seperti Ester dan Gedhalia.
Selama berpuasa, terdapat larangan yang harus dipatuhi kaum Yahudi. Misalnya tidak diperbolehkan makan dan minum, berhubungan intim, hingga memakai sepatu kulit.
Misalnya Ta’anit Yom Kippur, mengutip laman National Institutes of Health (NIH), puasa dilakukan pada hari ke-10 bulan ke-7 dalam kalender Ibrani. Puasa dimulai sebelum matahari terbenam pada malam sebelum Yom Kippur dan berakhir setelah tengah malam pada hari berikutnya.
Selama puasa, tiap umat tidak diperkenankan makan dan minum selama sekitar 25 jam. Bahkan menyikat gigi tidak diperbolehkan saat berpuasa Yom Kippur.
Praktik ta’anit Yahudi juga tidak boleh dijalankan pada hari Sabat, kecuali puasa Yom Kippur. Jika puasa jatuh pada hari Sabat, maka para Rabbi akan memutuskan hari lain sebagai pengganti untuk berpuasa.
- Kristen
Berpuasa dalam Kristen merupakan cara mendekatkan diri kepada Tuhan Yesus Kristus. Misalnya Puasa Daniel 21 dalam agama Kristen dengan pantangan menyantap makanan enak dan juga berkabung selama itu.
Dalam agama Katolik dikenal puasa sebelum Paskah yang berlangsung selama 40 hari, terhitung sejak Rabu Abu sampai Jumat Agung. Puasa yang diharuskan bagi umat berusia 18 tahun ke atas ini hanya diperbolehkan makan satu kali dalam sehari.
Kristen Ortodoks Yunani mengenal puasa selama 180-200 hari dalam setahun yang diharuskan menjauhi daging, produk susu, dan telur serta memperbolehkan konsumsi makanan sehat seperti biji-bijian, buah-buahan, kacang-kacangan, sayuran, ikan, dan minyak zaitun.
Puasanya dibagi menjadi beberapa periode: 40 hari sebelum Natal (15 November hingga 24 Desember), 48 hari sebelum Paskah (Senin Bersih hingga Sabtu Suci), 14 hari sebelum Kenaikan Maria (1 hingga 14 Agustus), 0-30 hari tergantung Hari Paskah untuk periode puasa sebelum Para Rasul Suci, dan 3 hari raya lainnya (5 Januari, 29 Agustus, 14 September) sebagai tambahan setiap hari Rabu dan Jumat.
Macam-macam puasa lain yang diatur dalam Perjanjian Lama antara lain Puasa Musa selama 40 hari 40 malam dan Puasa Ester selama 3 hari 3 malam yang pantang makan dan minum, Puasa Daud yang tidak makan dan berbaring di tanah semalaman, serta Puasa Ayub selama 7 hari 7 malam agar tidak bersuara.
- Buddha
Puasa disebut Uposatha dalam agama Buddha. Dikenal Puasa Mahayana yang dilakukan para biksu sebagai bagian dari meditasi mereka.
Selama berpuasa, mereka hanya memakan hidangan nabati dan tidak diperkenankan menyantap daging dan produk susu. Dilarang juga mengkonsumsi sayuran berbau tajam seperti bawang putih, bawang bombay, dan daun bawang.
Uposatha Mahayana diyakini dimulai saat Sidharta Gautama bertapa sangat lama di bukit. Kala itu, dewa merasa kasihan dengannya karena tubuhnya kurus kering. Dewa pun berubah menjadi kelinci dan melompat ke api unggun dengan Sidharta Gautama menyantap hewan itu.
Alih-alih memakannya, ia justru tidak tega menyantap kelinci itu. Sejak itulah Sidharta Gautama berjanji untuk berpuasa dengan tidak mengkonsumsi daging dan diikuti oleh para pengikutnya.
- Hindu
Hindu mengenal puasa dengan sebutan Upawasa. Terdapat puasa yang diharuskan dan tidak bagi penganutnya.
Puasa wajib seperti Upawasa Siwaratri dengan pantangan tidak makan dan minum sejak matahari terbit hingga terbenam. Puasa Nyepi dengan tidak makan dan minum sejak fajar sampai pagi esok harinya hingga praktik puasa menebus dosa selama 3 hari.
- Jainisme
Puasa juga dilakukan penganut Jainisme dengan pantangan menyantap makanan hewani, termasuk daging dan telur. Karena itu, agama ini memegang prinsip untuk tidak menyakiti semua makhluk, termasuk hewan. Puasa penganut Jainisme dikenal juga sebagai puasa nabati.
Umat dari agama yang kebanyakan dianut oleh penduduk India ini boleh minum susu, hanya selama proses pemerasan dari sapi. Jainisme tidak membolehkan praktik kekerasan sama sekali pada hewan. Penganut Jainisme dikenal memiliki disiplin tinggi, pengendalian diri, dan ingin selalu terhubung dengan Tuhan.*